Si-Spesial
Rasanya kalau liet dia, selalu pengen ketawa.
Salah satu alesan ku pengen kerja di sini itu biar bisa
sering ketemu dia. Dari luar dia emang keliatan aneh. Gak banyak ngomong. Kayak
alien. Tapi aku rasa dia bisa diandelin. Dia sering jadi ketua tim kalau ada
projek. Dia telaten, sama teliti.
Walau kadang dia dingin, tapi dinginnya itu bikin selalu
penasaran. Penasaran sama hal yang lagi dipikirin dia. Penasaran apa dia laper.
Apa dia marah. Apa dia bosen. Apa dia seneng. Soalnya muka dia bener-bener
datar. Dia bisa senyum itu pun jarang banget. Apa lagi ketawa. Dari satu tahun
kenal dia, paling baru lima kalian aku liet dia ketawa. Itupun gara-gara hal
yang gak lucu menurut ku, misalnya dia pernah ketawa ngakak pas aku salah pakek
seragam ke kantor. Atau pas aku salah manggil nama atasan. Dia bener-bener
bikin hidup ku punya alasan untuk selalu mandi pagi.
Sejak ketemu dia, aku jadi punya alasan buat nyisir rambut
di sela-sela jam kerja. Sejak ketemu dia, aku pengen sering-sering ke ruang
meeting tempat dia sering ada.
Dia spesial.
--dan yang lebih spesialnya lagi, dia udah punya istri.
Titik. Cerita berakhir.
Komentar
Posting Komentar