Aku sudah mengenalnya lama. Hampir 10 tahun. Dia tak banyak berubah dari pertama aku mengenalnya di bangku taman kanak-kanak hingga dia menginjak bangku kuliah. Dia masih manis dan selalu baik pada semua orang. Aku selalu iri padanya yang selalu bisa tersenyum lebar meski masalah sering menghiasi jendela hidupnya. Masalah terlambat datang ke sekolah. Masalah rapotnya basah. Masalah baju sekolahnya hilang. Masalah tidak mendapat jatah makan dari ibu nya, dan banyak lagi. Dia masih bisa tertawa ketika menceritakannya pada ku di atas pohon jambu air di depan rumah ku. Sambil terus memetikkan jambu yang paling matang di pohon untuk ku, dia bergelantungan ke kanan dan ke kiri, memancangkan kaki dan lengannya yang ramping dan panjang untuk meraih jambu-jambu merah kesukaan ku. Untuk mendapatkan pelayanan itu, aku harus betah duduk di dahan pohon, menjadi pendengar setia semua cerita nya. Mungkin karena kebiasaan si pendengar manis dan si pendongeng lincah ini, aku memiliki tubuh yang cu