Wanita Perlu Diyakinkan Getra tengah duduk di kursi warung kopi di pinggiran jalan kota. Beberapa kali dia melihat jam kulit di tangannya lalu menyeruput kembali es kopi ekspreso dalam cangkir ukuran sedang yang sudah tak penuh lagi. Sesekali dia melihat ke jalanan malam yang tampak dari balik dinding kaca cafe. “Malem minggu pasti rame. Pasti macet.” Ucap lirih Getra dengan ekpresi datar. Setengah jam berlalu.Getra masih duduk di bangku yang sama dengan wajah yang lebih suram dari sebelumnya. Kini air mata sudah mulai menggenang di pelupuk matanya. “Jangan nangis. Jangan nangis Tra. Kamu gak bawa tisu.” Ucap Getra mencoba menguatkan dirinya. Tak lama datang seorang lelaki mengenakan seragam dinas Rumah Sakit yang dibalut dengan jaket windbreaker merah tua. Lelaki it